CEK DAFTAR HARGA

SAWIT LAHAN GAMBUT

Lahan gambut merupakan lahan yang memiliki potensi kesuburan dengan kandungan unsur hara yang baik namun perlu perlakuan khusus agar potensi kesuburannya dapat terserap oleh tanaman terutama kelapa sawit. Di antara kendala yang paling utama adalah keasaman tanahnya. Kamiakan beberkan sebagai teknik alternatif terbaik untuk menjadikan lahan gambut subur sehingga maningkatkan produksi tanaman kelapa sawit anda.

1.    Penyiapan Lahan.
Kondisi lahan di setiap tempat berbeda-beda, sebagian terdiri dari genangan air yang membenami lahan bersangkutan (kondisi ini ditemukan paling banyak), lahan yang tidak tergenangi lahan dan banyak ditumbuhi semak belukar, lahan yang banyak ditumbuhi pohon bakau atau pohon yang tumbuh di rawa, dll. Kondisi gambut juga berlain-lainan ketebalannya mulai dari ketebalan kurang dari 50 cm sampai pada ketebalan lebih dari 3 meter.

Teknik penyiapan lahan perlu dilihat dari secara makro dan mikro. Penanganan makro adalah:

(1)  Pembuatan Saluran.

(a)  Pembuatan saluran primer, yaitu saluran yang dibuat antar wilayah yang digunakan untuk drainase, Saluran ini digunakan mengalirkan air yang ada di lahan antar wilayah. Pembuatannya basanya didasarkan pada countur tanah, dan dibuat pada tanah yang paling rendah diantara lahan di sekelilingnya.
(b)  Pembuatan saluran sekunder,yaitu saluran yang dibuat di dalam wilayah antar area. Saluran ini mengarah ke saluran primer diupayakan air diusahakan tidak menggenang namun air tanah jangan langsung habis mengalir. Jika langsung mengalir habis pada umumnya lahan kering kerontang karena air mudah mengalir diantara gambur yang mempunyai struktur longgar.
(c)  Pembuatan saluran tersier, yaitu saluran-saluran kecil sebagai saluran untuk mengalirkan kebelihan air yang ada di lahan. Diusahakan bahwa saluran ini selain dighunakan sebagai saluran drainase juga dapat digunakan sebagai saluran pengairan

(2)  Penanganan Lahan.

Pada penanganan lahan sering menjadi suatu dilema. Jika dilakukan secara manual seperti pembersihan dari semak belukar, dan tanaman baik besar maupun kecil maka memerlukan biaya yang relatif besar dan hasil yang diperoleh berkejaran dengan waktu. Pada umumnya para pengusaha melakukan dengan cara pembakaran, dengan demikian biaya yang digunakan untuk penanganan lahan menjadi lebih kecil, dengan hasil terlihat dengan segera. Namun dampak negatif yang diperolehnya dari proses pembakaran adalah:
 (a) humus  di lahan gambut menjadi hilang,
 (b) adanya penambahan emisi carbon di udara yang pada saat ini banyak mendapatkan sorotan dari dunia. 
(c) kesuburan hanya bertahan beberapa tahun, yang dampaknya pada perawatan tanaman yang memerlukan cost ( biaya ) lebih tinggi 
(d) kerusakan tanah cepat terjadi.

Cara natural merupakan cara yang bijaksana yaitu dengan membuat lahan tersebut dilakukan penanganan secara alami. Artinya bahwa proses-proses yang dilakukan untuk mengubah dari lahan yang sifatnya gambut menjadi lahan pertanian dilakukan dengan cara alami. Sebenarnya, alam telah memberikan suatu proses alam yang maha dasyat, yang mampu mengubah suatu kondisi yang ekstrim menjadi kondisi yang dapat diterima.  Namun untk mencapai hal tersebut diperlukan waktu yang relatif lama dengan dukungan kondisi lingkungan yang memadai.
Penanganan fisik yang selama ini dilakukan oleh para pengusaha, petani seperti pembuatan guludan, pembuatan mencampurkan lahan yang padat dengan lahan dari gambut, dan lain-lain seluruhnya dapat diterima. Hanya saja proses tersebut perlu disertai dengan proses alami yang mendasar dalam perbaikan kondisi tanah yaitu proses jasat renik/ mikroba sebagai pengelola alami.
Di alam terdapat jutaan mikroba, namun hanya sedikit yang mempunyai kemampuan untuk mengubah lahan gambut menjadi lahan yang subur untuk tanaman. Dalam hal ini kandungan beberapa mikroba yang terkandung di dalam memang specialis mikroba untuk kebutuhan tersebut.
Lahan yang telah dilakukan pengolahan secara fisik maka dapat dilakukan perubahan dengan mikroba yang ada di dalam proses”         ”, pupuk organik granul ”Bio Alami” dan pupuk organik cair ”Phosmit” dengan cara sebagai berikut:

a)    Pada lahan gambut tebal di awal pembukaan.

-       Pada lahan ini dilakukan berbagai usaha fisik seperti dilakukan di atas diantaranya pembuatan saluran, pembentukan teras sesuai dengan kultur.
-       Lahan yang sudah kering disemprotkan dekomposer yang sesuai dengan lahan gambut dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar disiramkan.
-       Setiap 2 bulan diulangi dengan merata, dari perlakukan tersebut selama 1 tahun maka lahan banyak mengalami perubahan terutama dalam kondisi keasaman dan tekstur tanah. pH tanah menjadi mengarah ke netral, sedangkan teksturnya mengalami kepadatan karena banyak yang mengalami dekomposi (pelapukan).
-       Pada lahan yang sudah dapat ditanami maka dilakukan penanaman dengan tanaman yang sesuai dengan kondisi tersebut seperti jenisnya seperti pohon yang dapat tumbuh di daerah rawa, akasia, nangka, mangga,  dll.
-       Bersamaan itu dilakukan pengelolaan lahan dengan memberikan penyemprotan/ penyiraman menggunakan  larutan pupuk hayati ”Bio P 2000 Z” + pupuk organik cair ”Phosmit”
-       Setelah lahan sudah mengalami perubahan baik secara tekstur/ struktur maupun kimia tanam maka tanaman siap untuk dilakukan penamanan komoditi utama (mis: Sawit, karet, tanaman pangan, dll).
-       Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl), Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya.

b)    Pada lahan gambut tipis di awal pembukaan.

-       Pada lahan gambut tipis yang belum dilakukan budidaya maka caranya dilakukan suatu petakan sesuai dengan counture permukaan bumi. Tujuannya untuk pengaturan baik draenasi maupun pengairan.
-       Penggunaan pupuk Mikroba Bio P 2000 Z pada 3 bulan sebelum melakukan penanaman lahan disiramkan/ didsemprotkan dengan Bio P 2000 Z dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar.  Diulangi lagi 2 bulan berikutnya, 1 minggu sebelum tanam maka dilakukan lagi penyemprotan dengan dosis 1 liter per hektar.
-       Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl), Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya.

c)    Pada lahan gambut yang telah mengalami pelapukan atau yang telah dilakukan budidaya pertanian.

-       Lahan gambut yang telah mengalami pelapukan biasanya bermasalah terhadap kandungan unsur hara yang kurang seimbang bagi pertumbuhan tanaman.  Hal tersebut  terjadi karena kandungan unsur hara yang baik  perlu keseimbangan antara unsur-unsur organik dan an organik sebagai bahan untuk enzym mineral dan vitamin.
-       Untuk menyeimbangkan kebutuhan tersebut harus dilakukan pembongkaran zat-zat yang masih terikat secara persenyawaan menjadi zat yang dapat terserap oleh tanaman. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh mikroba tertentu.Pupuk Bio P 2000 Z berisikan mikroba  tersebut selain mikroba yang berfungsi lainnya.
-       Penggunaan pupuk Mikroba Bio P 2000 Z pada 3 bulan sebelum melakukan penanaman lahan disiramkan/ didsemprotkan dengan Bio P 2000 Z dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar.  Diulangi lagi 2 bulan berikutnya, 1 minggu sebelum tanam maka dilakukan lagi penyemprotan dengan dosis 1 liter per hektar.
-       Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl), Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya, dan Nitrogen (N) seperti Urea dan sejenisnya.

(3)  Pemeliharaan Tanaman.

Selama pemeliharaan maka  dilakukan penyemprotan / penyiraman ( pada beberapa lobang yang dibuat sekitar tanaman) dengan dosis 1 liter per hektar per aplikasi. Periodik pemberian periodik 5 kali yaitu pada bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Nopember.


DISTRIBUTOR RESMI PT NATURAL NUSANTARA N-382093
BAMBANG H - SONYA CLARANITA
STOKIS AB- 1379

Order/konsultasi/reseller bisa hubungi kami di:

Sms/WA/Telpon 

081326912561 - 087839383561

0 Response to "SAWIT LAHAN GAMBUT"

Posting Komentar