Penentuan jarak dan kerapatan tanam kelapa sawit hendaknya selalu memperhatikan kondisi lahan budidaya. Pada lahan datar sampai bergelombang dengan tanah berjenis coastal clay dan alluvium, SPH yang dianjurkan adalah 136 bibit/ha. Sedangkan tanah datar yang mengandung coastal clay perlu ditanam kelapa sawit sebanyak 148 bibit/ha, tanah yang mengandung podsolic sebanyak 148 bibit/ha, dan tanah berpodsolic dengan problem Ganoderma sebanyak 160 bibit/ha. Sementara itu, untuk tanah yang mengandung marginal inland dan peat soil sebanyak 148-160 bibit/ha, serta tanah marginal inland dan peat soil (ganoderma) dianjurkan menanam 160 bibit/ha.
Untuk lahan budidaya yang berbukit, penanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 148-160 bibit/ha. Dan untuk lahan gambut, idealnya ditanami dengan kelapa sawit sejumlah 148 bibit/ha.
Jumlah populasi kelapa sawit per hektar juga dipengaruhi oleh jarak tanam yang dipakai dan model jarak tanam yang diterapkan. Sebagai contoh, penanaman bibit sawit akan dilakukan dengan jarak 9 x 9 meter. Arabika model jarak tanamnya berbeda, misal segitiga dan persegi, maka populasi kerapatan tanamnya pun turut berbeda pula.
Sementara itu, penentuan jarak tanam kelapa sawit yang tepat harus memperhatikan intensitas cahaya matahari. Perlu diketahui, intensitas yang dibutuhkan masing-masing tanaman ini berbeda-beda sesuai jenis kelapa sawit yang dibudidayakan.
Faktor intensitas, kualitas, dan lamanya penyinaran dapat mempengaruhi pertumbuhan morfologi kelapa sawit. Tanaman yang terhalang akan menyebabkan pertumbuhannya cenderung meninggi dengan habitus yang rendah dan lemah. Tanaman yang tidak bisa mendapatkan sinar matahari yang cukup juga mengakibatkan jumlah daunnya berkurang dan jumlah bunga betinanya pun sedikit.
Populasi tanaman kelapa sawit per hektar yang terlampau padat akan mengakibatkan tingkat produktifitasnya menurun karena tidak mampu berfotosintesis dengan baik. Hal ini disebabkan oleh kompetisi antar-tanaman dalam mengambil unsur hara dan terjadinya tumpang tindih antar-pelepah yang menghalangi sinar matahari. Kepadatan populasi tanaman juga akan mengakibatkan tingkat kelembaban lingkungan di bawahnya semakin bertambah sehingga memicu berkembangnya hama dan penyakit.
Penentuan jarak antar tanaman dan arah barisan tanam yang tepat bisa mencegah dan mengatasi masalah-masalah kelapa sawit terkait intensitas dan kuantitas sinar matahari yang kurang. Direkomendasikan untuk mengaplikasikan jarak tanam yang membentuk segitiga sama sisi agar pemantauan tanaman lebih mudah dilakukan. Dianjurkan pula untuk menanam kelapa sawit dengan arah barisan tanam dari utara ke selatan sehingga penyebaran sinar matahari dari timur ke barat bisa maksimal untuk setiap tanaman.
BAMBANG H - SONYA CLARANITA
STOKIS AB- 1379
Order/konsultasi/reseller bisa hubungi kami di:
Sms/WA/Telpon
081326912561 - 087839383561
0 Response to "MENENTUKAN JARAK DAN KERAPATAN TANAMAN SAWIT"
Posting Komentar